Rabu, 01 Maret 2017

Kartika Catur Pelita Narasumber Seminar Jurnalistik "Let's Do Business With The Writing."

Seminar Jurnalistik yang rencananya digelar pada 18 Maret 2017, merupakan rangkaian acara dari Lembaga Pers Mahasiswa EKONOMIKA(Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas NU(UNISNU, Jepara. Setelah tempo hari, pada Senin, 27 Februari 2017, Mas Amin(salah satu panitia)menemui saya di Perpustakaan Daerah Jepara, dan saya sudah menyatakan kesedian untuk tampil sebagai salah satu narasumber atau pemateri, maka pada hari ini, Rabu, 02 Maret 2017, Mas Amin(mahasiswa Fakultas Ekonomika UNISNU, Jepara)kembali datang. Kali ini ditemani rekan mahasiswa satu jurusan fakultas,namanya Mas Argo. Mereka memberikan surat undangan resmi, berisi Term Of Reference(TOR)acara yang menurut rencana dihadiri 150 peserta Seminar Jurnalistik yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISNU Jepara dan para tamu undangan dari civitas akademik dan mahasiswa luar kampus. Sebagai pemateri/narasumber, selain saya, ada juga Bapak Zainal Abidin, redaktur surat kabar Radar Jepara(Jawa Pos Grup. Seminar Jurnalistik bertema 'Let's Do Business With Writing', akan mengupas bagaimana cara menjadikan sebuah hobi menulis menjadi bisnis, peluang usaha, dan profesi. Sebagai narasumber, saya siap berbagi pengalaman dan tip-trik sebagai penulis lepas. Oya, sebelum Mas Amin datang, tadi dia mengirim pesan via WA. Saya diminta mengirim foto yang paling ganteng. Begini pesan aslinya. Assalamualaikum mas , boleh minta fotonya yang paleng kece untuk dibuat di pamflet mas Maka, saya sudah mengirim beberapa foto, seperti yang tertera di bawah ini. Semoga panitia berkenan.Semoga saya segera kelar menulis makalah seminar-yang ditulis dalam format Power Point.Semoga saya bisa tampil sebagai narasumber seoptimal mungkin, dan tiada mengecewakan.Salam semringah semangat.

Bukan Santri Biasa, Menguak Labirin Pesantren

                  
        www.SoearaMoeria.com
Namanya Damara, perjaka usia 15 tahun, terlahir dari keluarga broken. Hidup di rumah seperti di neraka. Ayah Damara seorang militer yang menjalin hubungan dengan banyak perempuan. Ibu Damara teraniaya. Sekuat tenaga dan upaya membesarkan buah hati. Pada usia jelang kelulusan SMP, Damara mengalami peristiwa di sekolah yang membuatnya shock.

Damara seperti kitiran. Di dalam kebimbangan bertemu seorang ustaz bernama Dadang. Demi mendapat 'surga',  ketenangan hidup Damara memilih mondok di pesantren. Kehidupan pesantren membangunkan Damara dari mimpi indahnya. Pelecehan seksual yang dialami Damar apakah akan menyurutkan niatnya mondok di pesantren. Konflik semakin meruncing, saat sang Ibu tak mengizinkan Damara tinggal di pesantren.

Fiksi "Bukan Santri Biasa" terinspirasi dari kisah nyata. Cerpen berjumlah 15.000-an  cws,  ini semula saya memberinya judul : Ibu, Izinkan Aku Mondok di Pesantren.

Kisah yang sarat pesan moral ini saya publikasikan di media www.SoearaMoeria.com.