Senin, 06 Maret 2017

KARTINI, Aku Perempuan yang Pernah Menangis Darah

//Aku Perempuan yang pernah menangis darah/Ketika masih ingin sekolah tapi tradisi marah//Padahal Kartono dan Kartini sama-sama berdarah merah//Aku perempuan yang pernah menangis darah/Sepanjang hari harus di rumah/ Tapi aku tak pantang menyerah/ Kuajak Rukmini dan Kardinah membuka sekolah/Kuajari perempuan jelata baca-tulis, pengetahuan, dan sejarah//Aku perempuan yang pernah menangis darah/ Tapi aku bukan perempuan lemah/Kuisi hari dengan belajar Bahasa Belanda, membaca, merangkai kata indah/ Membatik, melukis, mendesain botekan, ukiran Jepara nan mewah// Aku perempuan yang pernah menangis darah/ Harus memilih antara sekolah dan menikah/ Biarkan aku berbakti pada Ayah-Bunda tuk selaksa berkah.//Aku perempuan yang pernah menangis darah Ragaku mati muda, tapi semangat selalu membuncah/ Laksana api abadi tetap nyala biar langit basah/Tolong, tolong, catat namaku dalam pekat sejarah//Kota Ukir,

Kartika Catur Pelita, 14 April 2011-10 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar